-->

Billboard Ads

Masamper

Masamper adalah menyanyi tradisional secara berkelompok atau group yang berasal dari daerah Sangihe. Masamper dulunya di sebut menyanyi "Tunjuke" yang artinya menyanyi sambil berbalas-balasan kemudian setelah selesai lagunya maka pemimpin nyanyi pertama akan menunjuk kepada pemimpin group nyanyi yang kedua atau siapa saja berikutnya di tunjuk untuk membawakan lagu berikiutnya, begitu juga seterunya mebawalase gantari (berbalasan lagu) hingga putaran sesi berakhir dan berganti jenis masamper atau sesi putaran berikutnya. Berbeda dengan penyajian pada peribadatan Gereja, maka group hanya mempersembahkan 1 judul atau 2 judul saja. Sedangkan lagu lainnya jika di minta menyajikan kecuali usai ibadah sebagai lagu-lagu extra.

Kemudian pada putaran kedua, mulai ulang dari penyanyi pertama dan seterusnya saling menunjuk siapa berikutnya membawakan lagu. Budaya ini sejak jaman kemerdekaan orang Sangihe sudah terbiasa dengan menyanyi bersama atau bernyanyi berkelompok sambil mebawalase atau saling berbalasan dengan lagu.

Tiap jenis lagunya punya arti masing-masing dan dari tiap jenis lagu terdiri dari banyak judul-judul lagu sesuai ciptaan dari masing-masing seniman. Sehingga pada menyanyi masamper di buatlah putaran sesuai jenis lagunya. Karen untuk mebawalase atau saling berbalasan, para peserta nyanyi tidak di perkenankan sembarang membalas lagu dan pemimpin besera groupnya yang di tunjuk untuk membalas lagu pada lagu berikutnya, itu harus sesuai dengan karakter jenis lagu sejak pertamanya.

Misalnya jenis masamper atau (putaran lagu) pertama adalah jenis atau kategori: "Lagu Pertemuan". Maka sampai akhir putaran mebawalase gantari) (berbalasan lagu) itu harus lagu pertemuan semua. Sehingga misalnya dari 10 Peserta atau 10 Grup, pada putaran pertama itu lagunya pertemuan semua hingga akhir berkelilingnya lagu atau berputarnya lagu pada jenis pertemuan. Tapi juga, jika belum selesai putaran tapi ada peserta Group meminta ganti jenis masampernya atau putaran, maka sesuai dengan kesepakatan bersama dan langsung pada jenis atau kategori ke dua yaitu "Sastra Daerah". Tapi sebaiknya keliling dulu semua supaya pada sesi pertama atau pada putaran pertama semua group peserta bisa menyanyikan lagu pertemuannya dari masing-masing judul yang berbeda-beda.

Kemudian berganti pada jenis kedua yaitu: "Sastra Daerah", sama halnya dengan jenis atau katetegori atau sesi pertama, maka semua peserta menyanyikan "Sastra Daerahnya" secara mebawalase gantarinya (berbalasan lagunya) secara bergantian sesuai penunjukkan dengan membawakan syair daeranya dari berbeda-beda judul lagunya. Untuk judul lagunya yang di gunakan juga harus sesuaisyairnya yang di pakai untuk membalas nyanyian pertama. Begitu juga seterusnya hingga putaran kedua berakhir dan masuk pada putaran ketiga hingga juga putaranatau seai seterunya. Biasanya kebudayaan masamper ini di adakan dari sore hari atau malam hari hingga berakhirnya menyanyi masamper pada ke esokan harinya, tergantung pesertanya. Ada istilah dulu Siang Kalau Siang (SKS), itu juga dari Masamper Sangihe.

Jenis-jenis Lagu Masamper: - Lagu-lagu Pertemuan - Lagu-lagu Sastra Daerah - Lagu-lagu Sastra Daerah Peperangan - Lagu-lagu Sastra Daerah Percintaan - Lagu-lagu Sastra Rohani Peperangan - Lagu-lagu Sastra Rohani Percintaan - Lagu-lagu Perpisahan.

Misalnya lagu masamper yang berjudul: Menondong Pato Wulaeng", itu adalah jenis lagu masamper daerah percintaan. Ada juga lagu masamper: "Sumake Pato", maka itu adalah jenis lagu masamper " sastra daerah peperangan", dan sebagainya. Hingga sekarang ada ribuan judul lagu sesuai jenisnya masing-masing dari ciptaan karya-karya putra/i Sangihe.

Masamper dikenal juga dengan nama "Pato-pato" sejak lagu daerah ciptaan pertama yang berjudul Pato-Pato Wulaeng, Menondong Pato, dll. Sehingga jika ada yang menyebutnya Pato-Pato maka itu juga adalah nama Masamper. Menyanyi Pato-Pato atau menyanyi Masamper adalah menyanyi secara berbalas-balasan sesuai urutan jenis masampernya yang terdiri dari sekian banyaknya judul-judul lagu yang di ciptakan oleh para seniman dari daerah Sangihe.

Bernyanyi Masamper atau bernyanyi grouo secara berbalas-balasan lagu itu di pimpin oleh seorang pemimpin nyanyian atau group yang di sebut "Pangataseng". Pangataseng Masamper artinya pemimpin group masamper atau pemimpin pato-pato. Setiap gerakan lagunya atau lenggak-lenggok lagunya diatur oleh pangataseng, sehingga para anggota nyanyi mengikuti arahan dari pangatseng atau pimpinan group nyanyi. Lagu-lagu Masamper sering di nyanyikan di Gereja-Gereja juga sering di nyanyikan pada acara-acara adat di Sangihe seperti Tulude, Pesta, Perataan hari Nasional, dan sebagainya.